Memory In Shibuya
Judul
: Memory in Shibuya
Penulis : Ade Zahwa Nurhany
Masih setia melihat pantulan diriku dikaca kereta api, dengan
kerudung ungu, baju putih dan rok ungu itulah tampilanku saat ini, serta tidak
lupa hetset yang ku kenakan ditelingaku. Shibuya adalah pilihan terbaik untuk
menghabiskan liburan musim panas. Setidaknya itu yang selalu ada dipikiran
semua orang. Namun aku disini untuk menemui seseorang. Saat kereta sampai dan
aku keluar, seperti biasa saat pertama kali aku datang kesini. Perlahan
tanganku memegang patung Hachiko yang sangat terkenal di Jepang, bahkan dunia.
Tes
Yap, tidak ku
sangka air mata ini jatuh dengan tidak hormatnya membasahi pipiku. Perlahan
kuhapus air mata ini, sangat memalukan jika ketahuan menangis disini. Namun
masih dengan posisi setia memegangi patung anjing ini. Masih ingat diotakku.
Flashback on
Masih dengan
penasaran yang memuncak, melihat patung anjing didepan stasiun Shibuya, menjadi
hal menarik yang ku lakukan. Kenapa patung anjing ini ada disini? Apa hebarnya
anjing ini?
Ini kali pertamnya
aku datang ke distrik Shibuya, kata Valeria teman kuliahku ini adalah tempat
menarik untuk dikunjungi. Tunggu dulu? Dimana sepupu Valeria yang mengatakan
akan mengajakku keliling Shibuya?
“Jika terus memegangi patung itu, aku yakin patung itu akan hancur.
Dan kau akan dituntut pemerintah Jepang.”
“Nama anjing itu Hachiko yang berarti anjing yang setia.” Lanjut seorang
pria saat badanku berbalik menghadapnya.
“Jika kau ingin mengetahui tentang Hachiko, aku memiliki buku dan
DVD nya.” Ucapnya sambil memperlihatkan buku dan DVD yang bertuliskan Hachiko,
namun masihku tatap bingung orang ini.
“Ah, aku lupa. Kau pasti heran kenapa aku bisa bahasa
Indonesiakan?”
Binggo!!!
Akhirnya dia
mengerti bahasa isyaratku tanpa perlu ku perjelas.
“Namaku Ryosuke Miura, aku sepupu dari Valeria Kiouki. Tenag saja
aku sudah belajar bahasa Indonesia selama 5th.” Ucapnya bangga.
“Bagaimana? Ayo kita berkeliling Shibuya? Kau pasti akan
menikmatinya.” Ajaknya, namun aku masih diam membisu.
“Ah, tenang kita bertiga. Adikku May, juga ikut dengan kita. Tenang
aku sudah mengkondisikannya agar kita tidak berjalan berdua.” Ucapnya sambil
melihatku, untung saja dia mengerti.
Kami masih
menunggu adiknya May, namun ditengah penantian kami. Tiba-tiba Ryo-san
tersenyu, akupun mengarah pandanganku sama seperti dia. Saat itu “Cantik”,
astaga itu adiknya? Apa wanita Jepang begitu cantik? Dia menggunakan baju
Cosplay dari anime Another, aku tahu anime itu. Karena untuk menontonnya aku
merengek dengan abangku. Saat dia sudah berhenti dihadapan kami.
“Hajimemashite, Azni to moushimasu, Indoneshia kara
mairimashita. Nihon wa hajimete na no de mada nani mo wakarimasen ga yoroshiku
onegaishimasu.” Ucapku, setidaknya itu yang kupelajari dari Valeria.
“Nama ku May Miura, salam kenal juga.” Ucapnya dalah bahasa
indonesia dan
“Huahahahahahhahaha.” Tawa membahan dari makhluk Jepang
disampingku, bagaimana tidak dia semakin menyebalkan sekarang.
“Dia sama sepertiku, tapi bahasa Jepangmu lumayan juga, Azni-chan.”
Ucapnya menggoda.
Bugh
Pukulan tidak
terlalu keras tapi mendarat mulus dibahu Ryo-san.
“Oppa? Lihat muka Azni-chan memerah kau tahu?” ucap May sedikit
kesal.
“Oppa? Yak berhenti menonton drama Korea ne? Cah, lebih baik kita
jalan-jalan” ucapnya semangat..
Setelah
menghentikan perdebatan konyol mereka, kami menjelajahi Shibuya. Perampatan
Shibuya yang padat dengan pejalan kaki membuatku takjub. Seandainya Indonesia
seperti ini, pasti akan indah. Sepertinya Ryo-san tahu bahwa aku menyukai
anime, jadi dia membawaku ke Jalan Takeshita Harajuku. Indah dan unik. Aku
menyukai tempat ini banyak Cosplay dimana-mana. Kami sempat membeli beberapa
oleh-oleh yang unik tentunya. Terakhir kami mengunjingi kuil Kuil Hachimangu
Yoyogi. Ini kali pertama aku mengunjungi kuil dan itu sungguh menarik.
Flashbak Off
Saat itu kami
bertiga dan terkadang berempat bersama Valeria. Menghabiskan waktu di Shibuya, kami
semakin akrab hari demi hari. Namun perlahan semua berubah saat kejadian itu.
Flashback On
Masih dengan
payung ditanganku, aku menunggu Ryo-san. Hari ini ulang tahun May, dan kami
akan merayakannya bersama disalah satu cafe di Shibuya. Masih setia memandangi
patung Hachiko di keramaian stasium Shibuya.
“Azni-chan!!!” teriaknya dan aku meliihat siapa yang memanggilku.
Tidak hanya diriku
sepertinya terkejut, orang-orang distasiun ini seperti sama halnya dengan
diriku. Ryo-san dengan darah yang masih menyucur deras dari kepalanya, perlahan
mendekatiku.
“Aku tidak memiliki waktu yang banyak tapi, sungguh aku
mencintaimu.” Ucapnya sebelum jatuh ke lantai.
Tanpa aba-aba
kulepaskan payung dan melihat keadaannya, dengan posisi tubuhnya berada
dipangkuanku. Masih terdengar beberapa orang berteriak memanggil Ambulance .
“Senang bisa menyentuh mu. Apa ini termasuk dosa? Kita bukan muhrim
bukan?” ucapnya lemah namun air mata terus keluar dari mataku.
“Jangan menangis, kau akan membuat pengorbananku sia-sia.” Lirihnya
“Baka!!! Seharusnya kau kerumah sakit bukan malah disini?” lirihku.
Flashback Off
Perlahan kurasakan
sebuah tanggan menyentuh pundakku. Yah, May. Aku langsung memeluknya.
“Baka!!! Baka!!! Baka!!!” ucapku sambil menangis dipelukan May.
Ini tahun ke-2
kematian Ryosuke, dihari yang sama aku selalu menggunakan baju yang sama dan
datang menunggunya disini. Distasiun Shibuya, berharap dia datang. Dihari itu
dia mengalami kecelakaan namun, dengan keras kepalanya dia malah datang menemuiku
dengan luka dikepalanya. Dengan satu alasan “ Aku takut tidak dapat menemuimu
terakhir kalinya.”
Aku selalu
menunggunya, sama seperti Hachiko yang menunggu tuannya. Aku menunggumu disini
Ryosuke, selalu. Entah sampai berapa lama dan walau kutahu kau tidak akan
Pernah datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar